Senin, 25 Agustus 2008

pelangiungu

Di saat semuanya terbang,
Kami terbang menuju cahaya, yang tak pernah padam di siram kesedihan,
Di saat semuanya menang dengan harafan,
Aku merdeka dengan harafan semua, yang tak pernah padam dengan ke
gagalan.

Jutaan Menit ku tempuh, Hanya untuk sebuah kehangatan,Dengan sucinya
janji
- janji,

Tapi saat angin badai terbang dan menerjang,
Salah satu sayap kami patah, dan mulai tercerai terbawa angin,
Semua yang di rasa hilang, tersasar terbawa angin lenyap dengan semua
janji
suci,

Aku hanya mampu terbang dengan bantuan burung Merpati putih yang mulai
kelabu.
Dan di temani dengan beberapa Burung Belibis,

Sejak kejadian itu,
Semua samar, terasa hambar dan tak dapat warna.
Semua bagai Fathamorgana, saat mereka kembali dan melanjutkan terbang.
Semua tampak agresif,
Semua tampak sensitif,
Dengan jiwa pahlawannya, mulai membalikkan fakta.
Dan mengibarkan bendera di atas lahar.

Semua samar bagai Fathamorgana,
Tak jelas yang berkibar, bendera Merah atau Putih????
Semakin lama, tiang bendera tersebut mulai meleleh di makan Lahar.
Hanya merpati putih dan belibis yang selalu jadi Ksatria.
Dan fakta pun berbalik Antara binatang dan Malaikat.

Sekian lama aku mencoba mengibarkan bendera
Tapi tak jalas mana yang harus aku kibarkan Merah???? Putih????
Anganku mulai berbisik dengan nada keraguannya.
"KIBARKAN KEDUANYA, maka kau akan mendapatkan keadilan."

Dengan bendera ini aku mencoba bangkit,
Dan mulai terbang dengan sebelah sayapku yang mulai hangus terbakar,
Sebisa mungkin aku harus mengarungi sekali lagi badai itu,
Sebisa mungkin aku harus menyusuri kabut keabadian.
Dengan semua janji abadi yang tertanam di cahaya suci.

Semuanya akan hilang dan lenyap selamanya bersama kabut keabadian.

Tidak ada komentar: